River flows you

Setiap sudut sekolah memang bikin sakit hati-

Jalan setapak terasa cukup sepi pagi tadi. Didukung sejuknya udara karna hujan semalam. Kelas masih juga kosong. Tak lupa meninggalkan tampak pernah tertera kesibukan disini. Mulai dari lantai yang sudah dibersihkan kemarin sore sampai meja yang masih acak-acakan.

Suara geseran meja yang disusun rapi sedikit membisingkan, pertanda bahwa sudah ada yang hadir walaupun seorang. Aku mulai duduk dibangkuku, melirik seisi kelas;terutama tempat kamu duduk. Sebelumnya, aku tidak pernah merasa serenggang ini. Walaupun berkali kadang memang terdengar suaramu itu. Aku merindukannya. Sejauh apapun jarak yang membatasi, aku juga pernah merasa kita sempat berpapasan. Abaikan.

Bel sudah berbunyi, kelas mulai terisi. Hari ini yang hadir lengkap. Tidak ada seorangpun yang sakit, izin, atau sebagainya. Tapi masih saja terasa hampa. Jauh dari kata berisik, terlalu berantakan, bahkan banyaknya lelucon kecil. Kenapa berbeda?

Awalnya pagi ini aku ingin membisikkan ucapan kecil untukmu. Walau hanya selamat pagi. Sayang, aku terlalu ragu dengan respon yang kudapat nantinya. Bakal ada rasa nyesek, sakit atau apalah, mungkin. Tidak, maksudku pasti.

Tengah berlalunya jam pelajaran tadi membuat aku semakin ingin mematahkan apa yang ada didalam laci mejaku. Mungkin karna aku terlalu emosi dengan keadaan yang semakin buruk ini. Namun..

Aku senang kamu bisa memanggil nama dia, dengan mudah. Begitu juga sebaliknya. Kalian sering bertukar pandang. Sekali lagi, tidak. Mungkin cuma kamu, aku tidak terlalu memperhatikan dia. Sepertinya, kamu merasa nyaman tiap kalian dekat. Atau ini hanya sekedar perasaanku yang terlalu berlebihan menilaimu? Semua hal bodoh yang pernah kamu lakukan, hal yang selalu menusukku dalam-dalam, sampai akhirnya? aku tak jemu apalagi bosan.

Kamu berada didekat dia, hampir setiap saat belakangan ini. Walau tak bertatap wajah namun aku tak pernah bisa bayangkan rasanya melihat kau dan dia berada dijarak yang paling dekat. Aku tidak pernah merasa selugu tadi. Aku meraih botol air mineral yang ada didepanku. Aku haus dengan pandangan barusan. Ya, kamu tahu apa? Aku lemas. Aku merasakan getaran tanganku tadi, seperti ingin tidur dan bangun dengan perpisahan kita yang jelas. Kamu dan Aku, tidak terlihat lagi sejauh mata memandang.

Beberapa menit berlalu, aku jenuh.
Ku pastikan kepalaku benar-benar menunduk. Aku memilih untuk memejamkan mataku, hanya beberapa detik. Lalu kenapa ada tetesan air yang jatuh mengenai tanganku? Aku tidak menangis. Nyesek. Sekarang kamu berada diantara dia yang sekarang dan dia yang pernah kita permasalahkan,dulu. Kamu benar-benar menganggapnya biasa dan tidak perduli atau memang bego? Kamu tahu? Bahkan saat ini aku benar-benar tidak mengenal apa arti istilah orang tentang bulu mata yang jatuh. Walau tanggal hari ini sesuai dengan abjad namamu. Lupakan, mungkin aku lelah.

Bukan karna kamu yang mungkin benar-benar tidak menganggap kehadiranku, tapi aku tahu..selama ini aku hanya terlalu berharap. Sia-sia.



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer