you're not belong mine.

Entah gimana rasanya menunggu, berharap, dan jatuh cinta berkali-kali untuk hal yang nggak pasti.

Asusanti memendam hal ini untuk waktu yang cukup lama. Lebih tepat hanya 31.536.000 detik. Sejauh ini, hal yang ia rasakan berkali-kali memang gak asing lagi. Pria yang membuatnya jatuh bangun jatuh bangun jatuh ialah Maman. Asusanti duduk diam didepan lampu pijar diatas meja belajar selagi menyeduh susu coklat panasnya. "say somethin' i'm giving up on you" nyanyinya didalam hati. Ya, kemampuan bernyanyi santi memang sudah mendunia didunianya sendiri begitu juga dunia lain.

Namun berbeda dengan Maman. Disisi lain, Maman lebih suka mengalihkan semua permasalahan instead of show the truth. Laki-laki memang begitu, semua dianggapnya tidak penting. Sekalipun perasaan Asusanti. "Perempuan memang begitu, semua dibuatnya jadi masalah" sebut Maman didepan layar handphone sambil menatap pesan singkat Santi yang berisikan: "Bullshit". Maman malah mengacuhkannya.

Keesokan harinya, Maman dan Asusanti berpapasan. Maman menegurnya seperti tidak ada yang terjadi. Pretend like everything is fine. Asusanti keseeeel bangeeet, cuma dia diam aja. "Hai man" kata  Santi. "Iya San" balas Maman datar. Beberapa detik berlalu, mereka kembali seperti semula. Bercanda dan tertawa, sesederhana itu. Namun Maman izin pergi sebentar. "Mau sampai kapan kaya gini?" ucap Santi dalam hati. Lalu Santi bergabung dengan teman-temannya.

Sesudah itu, Maman kembali dan tidak memerhatikan Santi. Padahal Santi duduk diantara teman-temannya yang juga teman Maman. Asusanti terdiam, terkaku, terbisu. "Wes oke waeeee maaaas, wes oke waeeee. Aku rapopo, aku rapopo, aku rapopo" Asusanti naik keatas meja dan bernyanyi, temannya pun kejang-kejang.

Tidak, bukan gitu ceritanya. Maman malah duduk disamping temannya Santi,rapaaaaat banget. Rapaaaattt baaaangeeet. Asusanti pun hanya terdiam. Beberapa menit kemudian "Wes oke waeee maas,wees oke waeee. Aku rapopo aku rapopo aku rapopo." Nyanyi Asusanti didepan Maman. Namun Maman? sama sekali tidak menoleh, seperti tidak ada angin lewat.

Bahkan saya lupa gimana rasanya melihat dia tertawa bahagia karena saya- Asusanti ungkap dalam hati. Memang Asusanti tidak tahu bagaimana caranya menyimpulkan rasa ini. Entah cemburu, kecewa atau hancur. Namun dia biasa saja. Asusanti pergi dan Maman akhirnya menyadari disana tidak ada keberadaan Santi. Maman biasa saja.

Asusanti takut mengartikan perasaannya terhadap Maman. Maman memang idaman wanita, walaupun gak ada wanita yang mengakuinya. Tapi Santi tahu dari cara mereka menatap Maman. Disaat-saat seperti inilah Asusanti ingin mengasingkan diri dan main game, melupakan semua yang terjadi. Baginya lebih baik bermain api dibelakang daripada melihatnya sendiri dan merasakannya sendiri. Asusanti menunggu selama ini, dan sia-sia. Maman tidak mengerti bagaimana rasanya menjadi Asusanti. Namun Maman tipe pencemburu pada Asusanti saat dekat dengan siapa saja.
Tapi, Asusanti tidak mengartikan perasaan Maman sebagai "sayang". Mungkin Asusanti hanya bagian dari masa lalu yang coba Maman renggut kembali dan hatinya tetap tidak bisa dipaksa bahwa bukan Asusanti yang diinginkannya. Dia hanya belum menemukan orang yang tepat.

Maman dan Asusanti hanya teman biasa. Udah gitu aja.

Komentar

Postingan Populer