1095 days-7

Page 7.

Pagi, gimana valentinenya? "Aku gak ngerayain yang kaya gitu:)" kata dia pas dikantin. Yeaaayy! Ini nih cowo yang kaya gini. Tapi pengen sih, coklat.....

Kemarin setengah hari yang menyenangkan. Ini masih pagi, aku rebahkan diriku dilapangan basket sementara diluar sana beberapa orang masih terlelap diatas kasurnya. Aku janji hari ini gak akan ngeliat ke arah kamu. Senang rasanya dengar suara decitan sepatu basket dan bola yang berjatuhan (walau agak serem takut kena bola). "Eh, udah sarapan? mau temenin aku?", "Yaudah iya" Aku bangkit lalu membersihkan bagian belakang badanku. Menggulung lengan baju yang kebesaran dan jalan ke arah kantin. Belum saatnya sarapan dan kami udah ada didalam sini. Berlima. Kemudian-

Guru BP yang kelihatannya sok seram datangin kami. "Kalian gak lihat jam berapa ini?" tanyanya dengan nada sok nakut-nakuti hahaha. "Dia sakit Maag bu, nanti dia sakit kalau gak sarapan" jawab Dia. Yang sejak tiga bulan terakhir ini hampir aku lupa. Mau gimana lagi? Guru BP nya kalah dan kembali dengan perasaan kecewa. Selanjutnya diantara semua percakapan yang berlangsung dan tidak penting, aku menatapnya dari samping sini. Memperhatikan cara berbicara, cara ia melanjutkan pembicaraan sambil menggiring bola yang ada dibawah meja makan walau sesekali ia menerka maksudku menatapnya dari tadi. "Kenapa ya aku sempat bisa suka sama dia?" Orang yang suka main bola tapi gak suka nonton bola. Ew, parah. Masuk ke kriteria tapi ada yang kurang pas. Iya, ketika aku memperhatikannya bermain bola sementara dia tidur ketika aku menonton pertandingan bola yang lain. Luar biasa.

Seharian ini dia selalu ada disekitaranku. Sampai aku lupa kalau diatas gedung sana ada yang sedang kupikirkan juga. Ada quotes seperti ini: Rasa suka hanya berlangsung 3-4 bulan, kalau lebih dari itu namanya cinta. Hayoooo. (yang lagi baca mulai ngitung udah berapa lama suka sama doi). Tapi bagaimana halnya kalau keduanya telah memiliki kekasih? ...

Yang berlalu-lalang dipikiranku hanya "Kali ini bukan waktunya aku. Biar aja orang yang duluan nyakitin kamu". Kata penyemangat supaya aku gak balik mikir kamu yang udah susah payah diperjuangin tapi kamu malah lupa naruh otak dimana. Sementara itu, Dia duduk tepat dibelakangku dan aku menyadari ada dia yang lain duduk di posisi 90° dariku. "Coba liat ke belakang" kata temanku. "Aku udah tau" tanpa menoleh. "Depan belakang sama-sama menyakitkan". Lalu temanku diam sambil mencerna apa maksud dari perkataanku barusan.

Aku pulang. Tidak ada hal yang bisa ku kerjakan. Semuanya membosankan. Hft. Dan sekarang aku duduk di depan teras. Menutup mataku dan yang aku bayangkan hanyalah pagar hitam, tembok,  setelahnya lapangan. Namun ketika mataku terbuka yang aku dapatkan adalah rumah orang lain. Aku menghirup dalam udara yang daritadi menerbangkan rambutku. Sebegitu lemahnya dia sampai angin lewat pun membuatnya pasrah. Aku lupa satu hal. Mengambil satu keputusan untuk meninggalkan banyak hal membuatku kesepian. Aku memang sedang diam, tapi ada banyak hal yang aku pikirkan. Sadarkah orang-orang bahwa ada orang lain yang memikirkannya? Walaupun ia haya lewat beberapa detik saja atau bahkan selama berhari-hari terus ada dipikiran orang lain. Pikiranku tertuju lagi pada orang yang biasanya tidak akan membiarkanku sendirian. My part-time friends or we were more than that. Were. Pahami kata itu. Tapi kali ini berbeda, aku membayangkan hal kecil yang selama ini aku lupa. Aku tidak bisa membuat mulutku seolah-olah sedang makan permen sampai sekarang. Haha mungkin kamu udah paham :p

Aku membiarkan diriku mau memikirkan siapa. Mungkin dia lelah hampir setahun ini dipaksa melupakan. Memikirkan tanpa mengusik gak ada salahnya kan? Selanjutnya ada hal yang lewat batas. Otakku memaksa untuk menghubungimu. Aku bisa mengendalikannya, kok. Gak usah khawatir. Udah berjam-jam aku duduk disini. Aku masuk ke dalam dan menempatkan diriku diatas kasur. Aku perlu tidur.

It's not working. What? Yes us.

Aku terbangun karna silauan matahari terik yang mengenai mataku. Langsung memikirkan hal yang dari semalam coba aku sembunyikan, kamu. Aku menulis ini sekarang. Aku tahu kamu baca. Jangan pura-pura cool kaya gak peduli gitu haha.

Eh kamu udah bangun? Selamat pagi.            

Tertanda:dari sudut kota lain.

Komentar

Postingan Populer