1095 days-10

Dari 1095 semenjak aku niat buat nulis kaya gini, ini udah hari ke berapa yah?

Halo, langit mendung kota ini terlihat dari balik kaca angkutan umum, sepertinya akan hujan. Mungkin kisah cinta yang memiliki ending menarik cuma ada di dunia fiksi, dimana kita yang menentukan akhirnya bahagia atau tidak sama sekali. Adakah seseorang disudut kota ini atau dimana pun yang memahami dengan benar bahwa mencintai dan dicintai adalah suatu hal yang menguatkan? Bagaimana seorang pria dan wanita tidak hanya sekedar bertemu, melainkan berjuang satu sama lain.

Aku merasa sekujur tubuhku sakit, mungkin ada kaitannya dengan melakukan perjalanan berat beberapa hari ini. Aku butuh istirahat. Aku butuh seseorang yang bisa menguatkan. Tapi bahkan sampai hari ini seseorang itu tidak kunjung datang. Percaya atau tidak, cinta sejati itu tidak datang dengan sendirinya. Melainkan mereka saling mencari. Kalau memang datang dengan sendirinya, semua orang tentu hanya akan menunggu dan akhirnya tidak ada satupun yang datang. Sebuah hubungan menjadi hubungan yang kuat tentu pernah mengalami masa up and down. Dan masa itu sendiri bisa dilewati tanpa ada satupun yang menyerah. Namun jika hanya satu orang yang mempertahankan lantas how it can works? Ada kalanya ia merasa letih and it will never works again.

Mungkin menghabiskan waktu sendiri lebih menyenangkan ketimbang berada didalam sebuah hubungan yang menyakitkan batin. Awal berjalannya sebuah hubungan semua seakan-akan harus diperjuangkan. Itu dilakukan sebelum kedua pihak sampai dititik jenuh dan kemudian keduanya berusaha saling melepaskan sampai-sampai lupa bagaimana rasanya saling mempertahankan. Sebuah hubungan akan berjalan baik jika kamu dan pasanganmu tidak hanya ingin dimengerti melainkan dapat mengerti satu sama lain, memberi kebebasan dan percaya, tidak pernah membahas soal berpisah, tetap berkomunikasi dengan baik.

KABAR BAHAGIA. Belum sampai 1095 hari, penulis sudah menemukan seorang pria yang jauh lebih sempurna. 


I think it would be the worst new year ever.

Awal mulanya nih. Dikelas. By the way, selamat membaca pembaca baru.
Kita review sedikit yah. Nama saya tidak akan saya sebut kan disini, walaupun dari tulisan-tulisan sebelumnya cerita ini memang sebagian benar dari kenangan hari-hari saya selama di SMA. Ingat dengan tulisan saya sebelumnya ngga? Ada seorang lelaki yang kelihatannya seperti orang gila tiba dirumah temen saya, yang tentunya juga teman dia. 

Kita mulai dari bulan Juli. 
Hari pertama masuk kelas. Saya akhirnya bisa sekelas dengan teman-teman dekat saya. Senang sih. Tapi beberapa menit setelah berkumpul dikelas baru, kekesalan saya pun tiba. "kenapa dia sih ketua kelasnya?" Saya suntuk seharian. Kenapa? Karna saya tidak setuju dengan ketua kelas yang dipilih secara musyawarah dengan teman-teman sekelas saya. Mulai dari hari ini saya tidak akan pernah mau ngobrol dengan dia, ketua kelas saya. Hari-hari berganti dan saya tidak pernah mengira saya sekelas dengan saya. Bagi saya, seorang ketua kelas haruslah laki-laki yang pintar dan bijaksana tentunya. Bukan seorang lelaki dari kelompok brandalan. Saat itu saya benar-benar menganggapnya tidak ada dikelas sampai akhirnya suatu hari di bulan November saya dan dia benar-benar ngobrol untuk pertama kalinya. Dan saya pikir ini adalah kesempatan yang sangat baik bagi saya untuk mengerjai dia. Saya mencuri perhatiannya. Setelah saya pikir ia mulai tertarik dengan percakapan yang kami awali beberapa saat lalu, disaat itulah saya merasa kemenangan benar-benar ada ditangan saya. Bagaimanapun mau ada salahnya atau tidak saya benci ketua kelas saya. Dan malam itu adalah permulaan yang sempurna.

Singkat saja, lelaki yang ada pada tulisan sebelumnya adalah ketua kelas saya. Tentu saja, saya dan dia sedang berada dalam suatu hubungan. Tidak ada banyak hal yang dapat saya ceritakan. Berbeda dengan tulisan saya sebelumnya yang dapat membawa saya yang mungkin sekarang sudah menjelang hari ke seribu. Mudahnya, saya dapat jatuh cinta dengan dia setiap hari tanpa menguranginya sedikit pun. Mungkin ada banyak hal yang bisa membawa saya menjalani beratus-ratus hari dengan dia. Tentu saja hubungan saya tidak selalu baik-baik saja. Tentu saja ada hari dimana saya merasa dia lebih penting dari teman-teman saya. Sampai akhirnya saya berpikir kenapa tidak menyatukan keduanya saja? Kita bisa bareng-bareng. Saya adalah pencemburu nomor 1. Tidak mudah untuk mempertahankan, sebenarnya saya sangat gampang untuk dilepas. Tetapi saya baru pertama kali bertemu dengan laki-laki seperti ini. 

Saya menyesal ketika pertama kali saya membuatnya menangis. Saya pribadi yang sangat gampang senang-marah--bahkan sedih. Memang katanya jika wanita berhasil membuat lelakinya menangis, lelaki itu adalah orang yang sangat penyayang dan tulus. Setiap hari saya melihatnya tertawa akan banyak hal sampai-sampai tidak jarang saya yang ditertawakannya. Kesal? Iya. Tapi saya sayang dia. Dari balik semua candaan yang selalu dibawanya dari pagi hingga petang, saya dapat melihat beban begitu berat dibalik sikapnya yang sangat santai. Ia adalah seseorang yang ramah dengan siapa saja dan tentu saja lebih mementingkan temannya daripada saya. Mungkin saya akan sangat menyesal jika tidak benci dengan dia di hari pertama masuk sekolah setelah liburan semester. Karena hari itu adalah hari yang membawa saya bertemu dengan dia. 

Dia bukanlah seseorang yang romantis. Tetapi sekalinya ia mengerjai saya dengan hal seperti itu, saya bisa sangat jatuh cinta.

Sekali lagi pagi yang dingin buat ngelanjutin tulisan ini.

Pagi Sayang, pasti kamu belum bangun. 

Semuanya udah berakhir. Saya bisa melewatkan satu hari tanpa dia tapi tidak bisa melewatkan satu detik tanpa memikirkannya. Mungkin komunikasi yang baik adalah hal yang paling penting untuk menjaga keutuhan suatu hubungan. Baik hubungan pertemanan, percintaan, bahkan keluarga. Dan mungkin saya orang yang tidak beruntung untuk menjaga keutuhan hubungan saya. 
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Saya orang yang paling egois. Iya. Saya egois dalam banyak hal. Saya ingin bahwa hanya saya yang paling bisa mengerti seseorang tanpa dimengerti kembali. Saya selalu mendahulukan kepentingan orang dibanding kepentingan saya. Saya selalu disebut-sebut sebagai orang yang egois.

But i think i'm a sentimental.

Saya sangat peka terhadap perasaan. Kamu, yang membaca, pernah tidak memikirkan bahwa orang tua mu yang sekarang adalah seorang anak yang telah ditinggal oleh orang tua nya. Dia memikul beban, dia menampung semua emosimu, dia memberimu kehidupan yang layak. Sesekali tentu dia rasanya ingin menangis sepertimu, mengadu kepada orang tua nya. Di dunia ini tidak ada orang yang paham benar bagaimana suasana hati seseorang kecuali Tuhan. Saya ingin sekali mencoba menjadi seseorang yang dikirimkan Tuhan sebagai tempat untuk mendengarkan keluh kesah seseorang, tanpa ada seorang pun yang bisa menerima keluh kesah saya. Ketika saya mencoba mengerti, mendengarkan, dan merasakan sebagian orang tidak menerima hal yang saya ungkapkan mengenai dirinya. Seolah-olah saya hanya menebak tidak pernah merasakan. 


Sudah siang, kamu sudah makan?


Kondisi hati seseorang yang sedang down sangat mudah menerima orang yang mampu memberikannya support. Ia bisa sangat membuka hati. Kenapa? Karena disaat seperti itu seseorang butuh untuk didengar, seseorang butuh untuk diperhatikan. Bercanda dengan tujuan membuatnya bahagia adalah hal yang salah. Hal seperti itu justru akan membuatnya semakin tertekan. Ketika bercanda denganmu ia bisa saja lupa, ketika kau jauh ia akan memikirkan hal tersebut kembali. Mendengarkan saja cukup. Dengarkan keluh kesahnya dan bantu ia mencari jalan keluar. Bukan malah membantunya untuk lari dari masalah. 

12:34 pm. 

Saya mulai lapar, tidak ada yang bisa di makan dirumah. Sebaiknya saya melanjutkan menulis ini. Semua ini tidak menjadi kabar bahagia lagi. Saya belum bisa menemukan seseorang yang bisa mendengarkan saya dengan cukup baik selain kamu, yang membaca. Kali ini saya sedang merasa tidak cukup baik. Jadi saya selesaikan sampai disini dulu yah. Kita mungkin tidak akan bertemu sampai akhir tahun. Selamat tahun baru.

Selamat siang, Kamu.



Komentar

Postingan Populer