Wherever, there's always been you.

Kamu kembali ketika segalanya redup, usang dan tentunya berbeda.

Aku berjalan menyusuri jalan setapak yang beku karna dinginnya udara semalam. Hmmm udara memang cukup segar. Lalu kamu tiba, bukan menghangatkan keadaan. Melainkan untuk memperlihatkan betapa indah rasanya mengabaikan orang yang menganggap segalanya penting.

Apakah kamu mengira ini semudah memainkan boneka.."barbie"?

Aku terkecoh dari lamunan dan menyadari kamu yang daritadi menunggu jawaban dariku. Jawaban dari kenapa kamu harus menunggu. Kembali pada beberapa jam lalu saat semuanya terlalu sibuk bermain dan bercanda di dalam kelas tanpa menyadari suara bising itu terdengar begitu keras dari luar. Namun aku hanya duduk diam diluar,sendirian. Suara gemercik air hujan yang deras menambah semangat pada otakku untuk memberi signal pada mata bahwa aku akan segera menangis. Ya, barusan sapaanku berbuah pahit dan...datar.

Aku menahan dan mencoba memahami sikapmu barusan. Yang aku kira, seluruh galaksi bima sakti juga gak perlu tahu bahwa akan seperti ini jadinya. Bel pulang berbunyi dan aku segera pulang. Sesampai digerbang, kakiku menghambat langkaku untuk segera pergi. Aku menangis, tadi. Entah karena apa. Dan sekarang kamu berdiri didepanku. Menatapku begitu dalam sehingga yang aku rasa sedaritadi aku kaku. Setiap lirikan yang selalu aku coba untuk palingkan malah berbalik. Tapi untungnya aku pikir aku berhasil melakukan itu. Ya hanya sekedar.. Happy Birthday.

Komentar

Postingan Populer